Indonesia Alami Penurunan Harga Pangan, Dorong Deflasi 4 Bulan Berturut-turut

Indonesia mengalami deflasi selama 4 bulan berturut-turut, diduga disebabkan oleh penurunan harga pangan di sejumlah wilayah.

Indonesia Alami Penurunan Harga Pangan, Dorong Deflasi 4 Bulan Berturut-turut Ilustrasi Deflasi | Freepik

Penurunan harga pangan belakangan ini terjadi di Indonesia. Oxford Economics dalam laporannya telah memprediksi bahwa harga pangan secara global akan menurun di tahun 2024 ini. Salah satu penyebab utamanya adalah persediaan yang melimpah dari beberapa komoditas pangan, khususnya gandum dan jagung. Panen masif dari kedua komoditas tersebut membuat harganya di pasar global anjlok.

Nyatanya, tidak hanya secara global, Indonesia juga mengalami deflasi selama 4 bulan berturut-turut, yang membuat harga pangan menjadi turun.

Apa Itu Deflasi?

Menurut Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, deflasi adalah fenomena penurunan harga yang ada di suatu wilayah. Deflasi bisa terjadi karena kekurangan jumlah uang beredar yang membuat daya beli masyarakat menjadi turun.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), deflasi adalah penambahan nilai mata uang, antara lain dengan pengurangan jumlah uang kertas yang beredar dengan tujuan mengembalikan daya beli yang nilainya turun.

Deflasi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti berkurangnya jumlah uang yang beredar di masyarakat karena cenderung menyimpan uang di bank, berkurangnya permintaan barang namun produksinya terus meningkat, masyarakat tidak lagi menggunakan suatu barang tapi produksinya tidak bisa dihentikan, serta perlambatan kegiatan ekonomi yang membuat penghasilan masyarakat berkurang.

Rendahnya daya beli ini membuat pelaku usaha lantas menurunkan harga jualannya. Hal ini bertujuan untuk mendorong kembali daya beli masyarakat dan agar tetap bisa bersaing di pasar yang kompetitif. Akibatnya, deflasi hampir selalu dibarengi dengan penurunan harga pangan dan barang.

Penurunan Harga Pangan

Beberapa komoditas tercatat mengalami penurunan harga pangan per 5 September 2024, mengutip data dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Komoditas yang harganya turun adalah sebagai berikut.

  1. Daging Sapi Murni: Rp132.400 per kg (turun 1,63%)
  2. Cabai Rawit Merah: Rp45.720 per kg (turun 0,67%)
  3. Ikan Bandeng: Rp31.120 per kg (turun 6,71%)
  4. Ikan Tongkol: Rp31.060 per kg (turun 1,83%)
  5. Telur Ayam Ras: Rp28.060 per kg (turun 0,74%)
  6. Minyak Goreng Kemasan Sederhana: Rp17.810 per liter (turun 1,38%)
  7. Minyak Goreng Curah: Rp15.720 per liter (turun 2,78%)
  8. Beras Premium: Rp15.490 per kg (turun 0,19%)
  9. Tepung Terigu Kemasan (non-curah): Rp13.020 per kg (turun 1,21%)
  10. Garam Halus Beryodium: Rp11.180 per kg (turun 3,12%)
  11. Tepung Terigu (Curah): Rp10.150 per kg (turun 0,59%)

RI Deflasi 4 Bulan Berturut-turut

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,03% secara bulanan (month-to-month/mtm).

"Terjadi deflasi sebesar 0,03% secara bulanan atau terjadi penurunan IHK dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi & Jasa BPS Pudji Ismartini, mengutip Antara.

Ini merupakan deflasi empat bulan berturut-turut sejak Mei 2024. Meski begitu, BPS membantah bahwa deflasi ini mencerminkan melemahnya daya beli masyarakat.

"Deflasi empat bulan ini lebih ditunjukkan dari sisi supply (pasokan) dimana panen beberapa komoditas tanaman pangan, hortikultura dan turunnya biaya produksi seperti pada livebird, dan juga sempat penurunan harga jagung pipilan untuk bahan pakan ternak, yang hal ini mendorong deflasi komoditas telur ayam ras, dan juga daging ayam ras," tutur Pudji lagi, mengutip CNBC.

Provinsi dengan Deflasi Tertinggi

Kalimantan Tengah menjadi provinsi dengan penurunan IHK terbesar di Agustus 2024 | GoodStats
Kalimantan Tengah menjadi provinsi dengan penurunan IHK terbesar di Agustus 2024 | GoodStats

Berdasarkan provinsinya, maka Kalimantan Tengah merupakan provinsi yang mengalami deflasi tertinggi, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 105.53, nilainya turun 0,39% secara bulanan.

Selain itu, Kalimantan Selatan menduduki urutan kedua dengan IHK sebesar 105,88, terjadi penurunan sebesar 0,36% mtm. Maluku berada di posisi ketiga dengan penurunan IHK sebesar 0,34% bulanan, disusul Riau dan Sulawesi Tenggara yang turun 0,27% mtm.

Secara keseluruhan, penurunan di provinsi-provinsi di atas mencerminkan adanya pelemahan daya beli masyarakat di tengah ketidakstabilan kondisi ekonomi global dan nasional. Ekonom Bank Danamon Hosianna Situmorang menyebutkan bahwa deflasi ini mayoritas juga disebabkan oleh penurunan harga pangan secara volatil.

Baca Juga: Terkini, Inflasi Tahunan RI Juni 2024 Turun Jadi 2,51%

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Harga BBM Turun per September 2024

Harga BBM per 1 September 2024 mengalami penurunan, baik dari Pertamina, Shell, BP, maupun VIVO. Simak besaran harganya disini!

E-Wallet Jadi Metode Pembayaran E-Commerce Pilihan Indonesia

Dompet digital jadi metode pembayaran favorit untuk e-commerce, disusul COD dan mobile banking.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook