Lesunya pasar mobil Indonesia tampaknya tidak hanya terjadi di dalam negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa Indonesia mengekspor 687,4 ribu ton kendaraan bermotor roda empat atau lebih sepanjang tahun 2023. Adapun jumlah tersebut setara dengan nilai ekspor sebesar US$6,83 miliar.
Volume ekspor tersebut mengalami penurunan dari tahun 2022 yang sebesar 705,6 ribu ton. Namun kebalikan dari volumenya, nilai ekspornya justru naik di tahun 2023 dari yang sebelumnya US$6,10 miliar di 2022.
Tahun 2022 lalu menjadi tahun dengan ekspor kendaraan bermotor roda empat tertinggi selama satu dekade terakhir. Volume ekspor terendah terjadi pada tahun 2012 silam, di mana beratnya hanya mencapai 273,6 ribu ton.
Negara Tujuan Ekspor Mobil Indonesia
Adapun negara utama tujuan ekspor mobil Indonesia adalah Filipina. Tahun 2023 lalu, Indonesia mengekspor 204,5 ribu ton kendaraan bermotor roda empat ke Filipina, setara dengan 29,7% dari total ekspor Indonesia di tahun tersebut. Total nilai ekspor ke Filipina pun mencapai US$2,03 miliar di tahun 2023.
Filipina secara konsisten mempertahankan posisi pertamanya sejak tahun 2016 lalu, di mana berat ekspor di tahun tersebut mencapai 114 ribu ton.
Berjalan satu semester di 2024 ini, Filipina masih menjadi negara tujuan utama untuk ekspor mobil Indonesia. Per Juni 2024, Filipina mendominasi 27,64% dari total ekspor kendaraan bermotor roda empat di Indonesia.
"Jika dilihat dari negara tujuannya, maka Filipina merupakan negara tujuan utama yang mencakup 27,64 persen dari total nilai ekspor mobil dari Indonesia, atau sekitar 1 dari 4 mobil yang diekspor dari Indonesia ini dikirim ke Filipina," ungkapnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (15/7), mengutip Kumparan.
Secara keseluruhan, per Juni 2024 ini, nilai ekspor mobil dari Indonesia mencapai US$2,78 miliar. Perolehan ini sedikit turun dari tahun 2023 yang sebesar US$2,97 miliar di periode serupa.
Selain Filipina, di tahun 2023 lalu, Indonesia juga banyak mengekspor kendaraan bermotor roda empat ke Arah Saudi, beratnya mencapai 76,9 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar US$809,5 juta. Di tahun 2024 ini, ekspor mobil ke Arab Saudi mencakup 15,52% dari total ekspor secara keseluruhan.
Negara tujuan ekspor mobil Indonesia berikutnya adalah Meksiko, dengan berat mencapai 67,4 ribu ton dan nilai ekspor sebesar US$657,7 ribu. Bertengger di urutan keempat adalah Vietnam dengan berat 51.8 ribu ton dan Thailand di posisi kelima dengan 50,4 ribu ton.
Meski beratnya menurun, ekspor kendaraan bermotor roda empat di Indonesia secara keseluruhan menunjukkan tren yang positif, terlihat dari nilai ekspornya yang terus naik dari tahun ke tahun.
"Komoditas dengan kode HS 8702 dan 8703 ini merupakan salah satu komoditas yang menunjukkan pertumbuhan nilai ekspor yang baik dalam tiga tahun terakhir. Ekspor mobil mencakup sekitar 2,4% dari total ekspor non migas Indonesia sepanjang Januari-Juni 2024," lanjutnya.
Tidak hanya itu, ekspor mobil produksi Indonesia juga terus mengalami kenaikan jika dihitung dari unitnya. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan bahwa ekspor mobil Indonesia di 2023 mencapai 505.134 unit, naik dari tahun 2021 yang sebesar 294.639 unit dan tahun 2022 yang sebesar 473.602 unit.
Kapasitas Produksi Mobil RI Belum Maksimal
Menurut ketua umum Gaikindo Yohannes Nangoi, kapasitas produksi mobil dalam negeri baru terpakai 1,5 juta unit. Padahal dalam kapasitas maksimalnya, Indonesia bisa memproduksi 2,4 juta unit mobil.
“Tahun 2022, kapasitas produksi pabrikan itu sekitar 1,5 juta unit. Itu dikarenakan kita masih mengimpor kendaraan CBU (Complete Build Up) sebanyak 70 hingga 80 ribu. Jadi, kita masih ada over capacity sekitar 920 ribu unit kendaraan. Mudah-mudahan, pada tahun ini bisa terpakai,” ujar Yohannes, mengutip Kumparan.
Peluang Pasar Mobil Indonesia
Saat ini, Indonesia merupakan negara produsen otomotif terbesar ke-15 di dunia., dengan memproduksi lebih dari 1,39 juta unit di 2023. Padahal, kapasitas yang tersedia masih sangat luas, harusnya bisa menempatkan Indonesia di peringkat yang lebih tinggi.
Penjualan domestik mobil Indonesia juga yang terbesar ke-17 di dunia sekaligus pertama di Asia Tenggara, mencapai 1 juta unit terjual sepanjang 2023. Hal ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki sektor otomotif yang perlu digali dan didukung oleh pemerintah.
Yohannes turut menambahkan bahwa industri otomotif Indonesia telah membuka lebih dari 1,5 juta lapangan pekerjaan. Sektor ini juga diklaim telah menyumbang 20% terhadap produk domestik bruto (PDB) tanah air, sehingga menjadi salah satu sektor krusial di Indonesia.
“Industri otomotif itu posisinya berada di posisi keenam sebagai penyumbang GDP Indonesia non migas. Kami berharap, industri otomotif bisa masuk ke tiga besar penyumbang pendapatan negara terbesar dari sektor non migas,” lanjutnya.
Baca Juga: 10 Mobil Terlaris di Indonesia per Mei 2024
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor