Telepon seluler atau ponsel tidak diragukan lagi adalah bagian dari kehidupan manusia. Bahkan, bagi kebanyakan orang saat ini, ponsel tidak bisa lepas dalam jangkauan 24 jam. Namun, perlu kita ketahui bahwa ponsel memancarkan radiasi yang bisa berdampak jangka panjang bagi kesehatan.
Melansir Statista, Kantor Federal Jerman untuk Perlindungan Radiasi (Bundesamt für Strahlenschutz) merilis database pada akhir tahun 2021 terkait jenis ponsel yang memancarkan radiasi tertinggi. Meskipun tidak ada pedoman universal untuk tingkat radiasi telepon yang 'aman', sertifikasi Jerman untuk keramahan lingkungan 'Der Blaue Engel' (Blue Angel) hanya mengesahkan ponsel yang memiliki tingkat penyerapan spesifik kurang dari 0,60 watt per kilogram.
Berdasarkan laporan, Motorola Edge memiliki pancaran radiasi tertinggi sebesar 1,79 W/kg. Diikuti oleh Axon 11 5G dengan 1,59 W/kg, OnePlus 6T dengan 1,55 W/kg, Sony Xperia XA2 Plus 1,41 W/kg. Ada juga Google Pixel 3 XL/3a XL dan Google Pixel 4a masing-masing sebesar 1,39 W/kg dan 1,37 W/kg.
Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat (FCC) menjelaskan bahwa Rasio Penyerapan Spesifik (Specific Absorption Rate/SAR) adalah ukuran laju penyerapan energi frekuensi radio (radiofrequency/RF) oleh tubuh dari perangkat nirkabel, yakni ponsel. Perhitungan SAR digunakan untuk memastikan bahwa ponsel berada dalam pedoman keselamatan yang ditetapkan oleh FCC.
Banyak orang berasumsi bahwa menggunakan ponsel dengan nilai SAR yang dilaporkan lebih rendah tentu mengurangi paparan pengguna terhadap emisi RF atau "lebih aman" daripada menggunakan ponsel dengan nilai SAR tinggi.
Padahal, nilai SAR yang dikumpulkan oleh FCC dimaksudkan hanya untuk memastikan bahwa ponsel tidak melebihi tingkat paparan maksimum yang diizinkan FCC, bahkan ketika beroperasi dalam kondisi yang menghasilkan penyerapan energi RF setinggi mungkin untuk pengguna.
Berkenaan dengan tingkat radiasi yang dipancarkan oleh ponsel, banyak yang menyebut bahwa radiasi ponsel yang tinggi berpotensi menyebabkan jenis kanker tertentu. Adapun, kanker otak dan sistem saraf pusat telah lama menjadi perhatian khusus karena ponsel digunakan dengan dengan kepala.
Untuk menjawab hal ini, lembaga kesehatan AS terkait kanker National Cancer Institute melalui laman resminya menyebutkan bahwa satu-satunya efek biologis yang diakui secara konsisten dari penyerapan radiasi frekuensi radio oleh tubuh manusia adalah pemanasan ke area tubuh yang terkena ponsel (misal, kepala dan telinga). Tetapi, pemanasan itu tidak cukup untuk meningkatkan suhu inti tubuh secara terukur.
Ponsel memancarkan radiasi di wilayah frekuensi radio spektrum elektromagnetik. Ponsel generasi kedua, ketiga, dan keempat (2G, 3G, 4G) memancarkan frekuensi radio dalam rentang frekuensi 0,7-2,7 GHz. Sementara, ponsel generasi kelima (5G) diperkirakan akan menggunakan spektrum frekuensi hingga 80 GHz.
Semua frekuensi ini termasuk dalam rentang spektrum nonionisasi, yaitu frekuensi rendah dan energi rendah. Energinya terlalu rendah untuk merusak DNA. Sebaliknya, radiasi pengion, yang meliputi sinar-x, radon, dan sinar kosmik merupakan frekuensi tinggi dan energi tinggi. Energi dari radiasi pengion dapat merusak DNA. Kerusakan DNA inilah yang menyebabkan perubahan pada gen yang dapat meningkatkan risiko kanker.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya