Upacara Peringatan HUT Republik Indonesia tahun ini menghabiskan dana sekitar Rp87 miliar dari APBN. Jumlah tersebut meningkat hingga Rp34 miliar dari perayaan tahun sebelumnya yang menghabiskan Rp53 miliar. Faktor utama kenaikan anggaran ini adalah perayaan yang digelar di dua tempat bersamaan.
“Kenaikannya memang terutama karena pengadaan alat-alat upacara yang baru di sana (IKN). Rincian biaya yang besar itu alat-alat upacaranya kemudian sarana fisiknya,” jelas Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rachmatarwata, dalam konferensi pers APBN KiTA (13/8), mengutip CNN.
Presiden Jokowi pun menyebut, kenaikan ini masih dalam batas wajar karena upacara HUT RI ke-79 tahun ini diadakan di dua tempat, yaitu di IKN dan Istana Merdeka Jakarta.
Masih berkaitan dengan anggaran, sempat beredar kabar bahwa negara akan menyewa 1.000 unit mobil sebagai transportasi pendukung acara. Akan tetapi, kabar ini telah dibantah. Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) menyatakan hanya menggunakan kurang lebih 200 mobil dimana 100 di antaranya merupakan bus untuk tamu undangan.
Keperluan lain, salah satunya adalah untuk sewa hotel bagi tamu undangan. Saat ini, baru ada Swissotel Nusantara di IKN. Menurut General Manager Swissotel Nusantara Aldo P. Situmorang, total ada 191 kamar yang disewa oleh Kemensetneg.
Rata-rata harga sewa kamarnya Rp4,8 juta hingga Rp8 juta per malam. Fasilitas presidential berada di angka Rp20 juta per malam.
Menilik Sedikit Biaya Upacara HUT RI di 2014
Mundur 1 dekade ke belakang, biaya upacara HUT RI ke-69 pada 2014 mencapai Rp11,3 miliar. Kala itu, Susilo Bambang Yudhoyono masih menjadi Presiden Indonesia.
Direktur Advokasi dan Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Uchok Sky Khadafi menyebut, nominal ini tergolong mahal. Hal ini disebabkan karena kondisi ekonomi Indonesia yang ketika itu mengalami defisit dan kurang sejahteranya kelompok-kelompok masyarakat tertentu.
Berdasarkan rincian APBN yang dimiliki oleh FITRA, nominal tersebut di antaranya terbagi untuk sewa tenda dan kursi Rp2,5 miliar, pengadaan souvenir Rp1,8 miliar, pemasangan tenda dan panggung Rp1,5 miliar, sewa AC dan kamera Rp1,5 miliar, serta pengadaan pakaian sipil Rp1 miliar. Beberapa penggunaan lainnya adalah untuk dekorasi dan sewa mobil.
Kondisi Ekonomi Indonesia Kala Itu dan Saat Ini
Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan dan BPK, pada tahun 2014 Indonesia mengalami defisit anggaran hingga Rp226,69 triliun. Defisit anggaran memang semakin melebar selama pemerintahan Presiden Jokowi.
Rata-rata defisit negara mencapai Rp313,2 triliun pada periode pertama dan Rp638,48 triliun pada periode kedua. RAPBN 2024 menunjukkan, defisit anggaran tahun lalu mencapai Rp522,83 triliun.
Selain itu, jika membandingkan nominal utang Indonesia pada 2024 dengan 2014 lalu, terdapat peningkatan yang signifikan. Pada 2014, utang pemerintah mencapai Rp2.608,78 triliun, sedangkan pada 2024 utang pemerintah mencapai Rp8.444,87 triliun.
Pengeluaran besar untuk HUT RI ke-79 juga mendapat kritik dari sejumlah ahli. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal, menyampaikan, ada prioritas lain yang lebih membutuhkan biaya.
“Yang lebih krusial di sini adalah masalah efisiensi, jadi bukan membandingkan dia besar atau kecil,” jelas Faisal, dilansir dari Kumparan.
Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, juga mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, saat ini masyarakat membutuhkan perlindungan sosial untuk mempertahankan daya beli, muncul kenaikan biaya kuliah, hingga gelombang PHK yang lebih penting diperhatikan. Alih-alih menghabiskan banyak dana untuk perayaan HUT RI, ia menimbang dana yang serupa lebih baik digunakan untuk keperluan rakyat.
Baca Juga: Simak Anggaran Belanja Negara Menurut Fungsi pada RAPBN 2025
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor