Ada beberapa spesies hewan di seluruh dunia yang semakin langka dan semakin terancam eksistensinya. Beberapa faktor penting dari terancamnya hewan-helan langka di dunia tak lepas dari berbagai aktivitas manusia mulai dari pemburuan liar hingga pembalakan hutan.
Selain itu, perubahan iklim juga semakin mengancam eksistensi para hewan langka karena ekosistemnya berubah.
Berdasarkan data International Union for Conservation of Nature (IUCN), terdapat 1.217 spesies hewan yang terancam punah di Indonesia hingga 4 Oktober 2022. Jumlah itu setara dengan 2,94 persen dari total hewan terancam punah di dunia yang sebanyak 41.338 spesies.
Dari jumlah tersebut, ada 366 spesies ikan di Indonesia yang terancam mengalami kepunahan. Hewan tanpa tulang belakang atau inverbrata yang terancam punah sebanyak 331 spesies.
Kemudian, ada 212 spesies hewan mamalia yang juga terancam punah. Burung yang terancam punah tercatat sebanyak 161 spesies.
Sebanyak 77 spesies terancam punah merupakan spesies reptil. Ada pula 42 spesies hewan bertubuh lunak atau moluska terancam mengalami kepunahan. Sementara, hewan amfibi yang beada di ambang kepunahan tercatat sebanyak 28 spesies.
Kini banyak ikan mulai terancam punah dan harus menjadi satwa yang dilindungi. Berikut 5 spesies ikan yang terancam punah dan dilindungi di Indonesia berdasarkan Kepmen KP No 1 Tahun 2021.
-
Arwana Kalimantan (Scleropages Formosus)
Ikan arwana merah alias ikan silok merah tercatat dalam daftar spesies terancam punah dari data International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Ikan yang memiliki nilai jual tinggi ini sering dieksploitasi secara berkelanjutan sedangkan siklus reproduksinya sangat lambat menyebabkan penurunan populasi hingga terancam punah.
Ikan ini berhabitat di sungai-sungai besar yang tertutup vegetasi pepohonan, di perairan yang mengandung gambut dengan sebaran di wilayah Kalimantan dan Sumatera. Ikan ini dilarang untuk diperdagangkan secara internasional kecuali dari hasil budi daya.
Kepunahan ikan arwana super red di alam secara alami memang dianggap megkhawatirkan bahkan terancam punah menurut IUCN, karena tingkat peminat pasar dan daya jual ikan arwana sudah tinggi (jutaan rupiah).
-
Pari Gergaji Lancip (Anoxypristis Cuspidata)
Pari gergaji atau Sawfish merupakan salah satu kelompok ikan bertulang rawan (Elasmobranch) bersama dengan hiu. Pari gergaji memiliki ciri khas tubuh yang panjang, pipih dan memiliki gergaji panjang atau yang biasa disebut Rostrum.
Seperti Namanya, pari gergaji termasuk dalam keluarga pari. Meskipun begitu, masih banyak yang salah paham dan mengira bahwa pari gergaji merupakan hiu dikarenakan bentuk tubuhnya yang lebih mirip dengan ikan hiu. Namun sayangnya, ikan ini sudah terancam punah dikarenakan jumlah populasinya yang terus menurun secara global dan telah terdaftar dalam daftar merah IUCN.
Ikan ini sering diburu karena sering dikonsumsi, dijadikan dekorasi pada upacara adat, bagian tubuhnya memiliki nilai yang tinggi di pasaran dan merupakan pengobatan tradisional di China, Myanmar dan Australia.
Ikan ini tersebar di wilayah Kepulauan Aru (Maluku), Papua, dan Sulawesi. Biasanya ikan ini hidup di estuari, perairan pantai dan perairan sungai yang memiliki kedalaman hingga 40 meter. Sama dengan ikan arwana, perdagangan internasional ikan ini dalam bentuk apapun dilarang.
-
Pari Gergaji Besar (Pristis Pristis)
Ikan ini merupakan ikan yang kritis atau sangat terancam punah dan memiliki kedewasaan serta kesuburan yang rendah. Ikan yang dilarang untuk diperdagangkan secara internasional ini berhabitat di dasar perairan estuari, sungai, danau dan perairan pantai dengan kedalaman hingga 60 meter.
Ikan ini tersebar di pantai timur Sumatera, wilayah perbatasan Indonesia-Australia dan pernah ditemukan di Danau Sentani, Jayapura.
-
Ikan Raja Laut (Latimeria menadoensis)
Ikan raja laut atau coelacanth sulawesi (Latimeria menadoensis) merupakan salah satu dari dua spesies ikan purba Coelacanth. Spesies ini sempat dinyatakan punah namun kemudian ditemukan lagi secara tidak sengaja pada tahun 1998 di perairan Manado Tua, Sulawesi Utara.
Ikan ini merupakan ikan yang rentan akan ancaman kepunahan karena pertumbuhan dan kesuburan yang rendah serta populasinya yang sedikit. Ikan ini tersebar di wilayah Raja Ampat (Papua Barat), Sulawesi Utara dan Biak. Sama dengan ikan-ikan yang disebutkan sebelumnya ikan ini tidak boleh diperdagangkan secara internasional.
-
Ikan Balashark (Balantiocheilos Melanopterus)
Bala Shark ikan hias air tawar asli perairan Asia Tenggara ini dapat di temui di Kalimantan, Semenanjung Malaya dan Sumatra. Sebagai anggota dari spesies ikan keluarga Cyprinidae, mereka (Balantiocheilus melanopterus) lebih menyukai sungai arus deras.
Ikan ini merupakan ikan hias yang sangat populer dan memiliki permintaan yang tinggi di kalangan pecinta ikan hias. Hal tersebut menyebabkan penangkapan yang berlebihan sehingga ikan balashark rentan akan kepunahan.
-
Wader Goa (Barbodes Microps)
Ikan ini berhabitat pada goa perairan tawar di wilayah Jawa. Kini habitat ikan wader goa mengalami kerusakan akibat aktivitas penambangan kapur dan pertanian yang mencemari tanah sekitar goa. Hal tersebut mengakibatkan ikan wader goa menjadi ikan yang rentan akan kepunahan.
-
Ikan Batak (Neolissochilus Thienemanni)
Seperti namanya, ikan batak begitu berarti bagi suku Batak. Berhabitat asli di Danau Toba dan sungai-sungai sekitarnya.
Ikan ini merupakan ikan yang sakral dan dipakai dalam upacara adat masyarakat Tapanuli. Ikan ini rentan akan kepunahan karena pencemaran perairan akibat aktivitas pertanian, penangkapan yang berlebihan dan adanya keramba apung.
-
Pasa (Schismatorhynchos Heterorhynchos)
Ikan ini merupakan ikan yang sering dikonsumsi dan dijadikan ikan hias. Keberadaanya rentan akan kepunahan dikarenakan rusaknya habitat akibat penebangan hutan, penambangan batu bara seta emas dan aktivitas pertanian serta penangkapan yang berlebihan. Ikan ini berhabitat di rawa dan sungai berarus serta tersebar di wilayah Kalimantan dan Sumatera.
Penulis: Adel Andila Putri
Editor: Iip M Aditiya