Lembaga Survei KedaiKOPI bersama dengan Filantropi Indonesia merilis hasil penelitian pertama mengenai filantropi bertajuk Philanthropy Outlook 2022. Hal tersebut disampaikan melalui kegiatan diskusi publik bertajuk “Giat Berbagi di Kala Pandemi” yang diselenggarakan pada Sabtu (28/5/2022).
Berdasarkan paparan saat diskusi publik, Kunto Adi Wibowo selaku Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI mengungkapkan bahwa periode tahun 1990 hingga awal 2000 merupakan awal pertumbuhan organisasi filantropi secara pesat di Indonesia.
Hingga saat ini, tercatat total ada 224 organisasi filantropi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Organisasi filantropi ini pun beragam jenisnya berdasarkan sumber pendanaannya. Namun mayoritas masih didominasi oleh organisasi filantropi berbasis donasi individu dengan persentase sebesar 68,3 persen.
Organisasi-organisasi ini pun tentunya menjalankan sejumlah program atau aktivitas yang terfokus ke dalam beberapa sektor. Pendidikan menjadi program prioritas terbesar organisasi filantropi di Indonesia dengan raihan persentase sebesar 39,7 persen.
Program pemberdayaan ekonomi menempati posisi ke-2 dengan persentase sebesar 24,1 persen diikuti program iklim dan lingkungan hidup di posisi ke-3 dengan raihan persentase sebesar 18,8 persen.
Posisi ke-4 diraih oleh program advokasi yakni sebesar 17,4 persen. Berselisih tipis di posisi ke-5, program kesehatan meraih persentase sebesar 17 persen dari basis seluruh organisasi filantropi yang tergabung dalam survei.
Secara berurutan di posisi ke-6 hingga ke-10 program prioritas organisasi filantropi di Indonesia hingga saat ini di antaranya program bantuan aktivitas keagamaan (12,1 persen), santunan atau bantuan (fakir miskin, yatim piatu) (11,2 persen), gender (8,9 persen), kesejahteraan anak (7,6 persen), dan penguatan pangan (6,7 persen).
Selain itu, program-program yang diselenggarakan oleh para organisasi filantropi di Indonesia juga mencakup aktivitas bantuan bencana, seni, penyediaan fasilitas umum, penyediaan air bersih atau fasilitas air, perlindungan lansia, kemiskinan, program riset, dan difabel.
Lebih lanjut, Kunto Adi Wibowo juga memaparkan bahwa pandemi Covid-19 membawa sejumlah dampak terhadap kegiatan filantropi. Beberapa di antaranya ialah jumlah penyaluran dana filantropi tumbuh 23,05 persen dibandingkan sebelum pandemi.
Kemudian, alokasi dana filantropi perusahaan juga tumbuh 41,49 persen serta penerima manfaat filantropi tumbuh 42,15 persen dibandingkan sebelum pandemi. Pandemi Covid-19 menjadi enablers yang mendorong terjadinya akselerasi penggunaan teknologi dalam berdonasi.
Penulis: Diva Angelia
Editor: Iip M Aditiya