Istilah anabul atau anak bulu biasa digunakan untuk menyebut hewan peliharaan yang sudah seperti anak di keluarga seperti anjing dan kucing. Memelihara hewan di rumah merupakan keputusan seumur hidup yang harusnya dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
Sayangnya, banyak keluarga yang belum sepenuhnya memahami tentang tanggung jawab tersebut. Contoh kurangnya tanggung jawab adalah dengan masih ramainya perdagangan atau jual beli kucing.
Kucing atau hewan peliharaan lainnya bisa saja dipindahkan ke keluarga baru jika keluarga sebelumnya sudah tidak mampu merawat, misalnya karena keadaan ekonomi atau meninggalnya pengasuh sebelumnya. Perpindahan asuh ini dikatakan bertanggung jawab jika dilakukan dengan proses adopsi, bukan jual beli.
Perdagangan kucing menjadi berbahaya karena mendorong munculnya praktik ternak kucing, meningkatkan kasus pencurian kucing, dan menghambat upaya adopsi kucing jalanan dengan ras tertentu. Selain itu, beberapa ras kucing yang sangat mahal dapat membuat ras lainnya diabaikan. Untuk melihat kucing mana yang populer dan memiliki harga jual tinggi, berikut daftar 10 kucing termahal di dunia.
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa estimasi harga kucing dapat mencapai US$10 ribu atau sekitar lebih dari Rp150 juta. Beberapa kucing lain juga memiliki rata-rata harga di rentang puluhan juta rupiah. Ini berarti, kucing-kucing tersebut semakin rawan untuk diternak dan dicuri.
Sterilisasi Kucing Bisa Jadi Solusi
Maraknya perdagangan kucing dapat diantisipasi dengan program sterilisasi kucing. Sterilisasi kucing dapat mencegah kucing untuk diternak di kemudian hari jika sudah tidak bersama dengan pemiliknya (hilang, dipindah asuh, atau dicuri). Selain itu, sterilisasi kucing juga memiliki banyak manfaat lain yang berkaitan dengan kesejahteraan hidup anabul.
Berikut beberapa manfaat dari sterilisasi kucing.
- Mencegah overpopulasi: Sterilisasi kucing dapat membantu mengendalikan populasi kucing yang berlebihan dan mengurangi beban tempat penampungan hewan.
- Mengurangi risiko penyakit: Sterilisasi juga dapat mengurangi risiko infeksi saluran reproduksi, kanker testis pada kucing jantan, dan kanker rahim pada kucing betina.
- Memperbaiki perilaku: Kucing yang telah disteril cenderung lebih tenang dan kurang agresif. Kucing jantan yang sering buang air sembarangan juga jadi kurang berminat untuk menandai sembarang wilayah dengan urin.
- Memperpanjang umur: Kucing yang disteril juga cenderung hidup lebih lama dan lebih sehat dibandingkan kucing yang tidak disteril.
- Mencegah perilaku tak diinginkan: Sterilisasi dapat mengurangi perilaku seperti mengeong berlebihan saat musim kawin yang sering kali mengganggu ketenangan sekitar.
Selain keuntungan di atas, beberapa keuntungan lainnya seperti mengurangi perilaku berkeliaran, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, hingga mengurangi beban finansial juga dapat dirasakan dengan mensterilisasikan kucing.
Penulis: Afra Hanifah Prasastisiwi
Editor: Editor