Laporan Kesejahteraan Semu di Sektor Ekstraktif yang dirilis oleh Greenpeace Indonesia dan Center of Economics and Law Studies (Celios) pada Juni 2024 mengungkapkan bahwa industri pertambangan di Indonesia memberikan dampak negatif signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat dan lingkungan, terutama di desa-desa yang bergantung pada sektor ini. Penelitian yang melibatkan 1.027 desa dari 14 provinsi menunjukkan bahwa desa-desa dengan sektor utama pertambangan memiliki akses pendidikan yang lebih rendah, kesulitan mendapatkan air bersih, dan akses layanan kesehatan yang terbatas dibandingkan dengan desa non-tambang. Selain itu, desa-desa tersebut lebih rentan terhadap bencana alam seperti banjir dan kebakaran hutan, serta memiliki jumlah industri kecil dan mikro yang lebih sedikit, mencerminkan kurangnya diversifikasi ekonomi. Greenpeace dan Celios mendorong pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan datang untuk beralih dari ekonomi ekstraktif menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan, dengan memperbaiki tata kelola sektor pertambangan dan mengembangkan sektor-sektor ekonomi alternatif yang ramah lingkungan