Laporan "Agritech for Women Farmers: A Business Case for Inclusive Growth" yang diterbitkan oleh World Economic Forum pada Desember 2024 menyoroti peran penting petani perempuan dalam pertanian global, yang mencakup 43% tenaga kerja pertanian dan menghasilkan hingga 80% makanan di negara berkembang. Meskipun kontribusi mereka signifikan, petani perempuan sering menghadapi tantangan sistemik seperti keterbatasan akses terhadap sumber daya, teknologi, serta beban ganda antara pekerjaan rumah tangga dan pertanian.
Laporan ini mengeksplorasi potensi agritech yang inklusif gender sebagai solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan pertumbuhan ekonomi makro. Dengan pendekatan "5P"—produk, harga, promosi, tempat, dan orang—perusahaan agritech dapat merancang solusi yang lebih sesuai dengan kebutuhan petani perempuan, sekaligus menciptakan keunggulan kompetitif dan loyalitas pelanggan. Studi kasus seperti program Saagu Baagu di Telangana, India, menunjukkan bahwa dukungan teknologi digital dapat meningkatkan hasil panen cabai sebesar 21% per hektar dan pendapatan petani sebesar $800 per siklus tanam.