Bekerja di luar negeri jadi salah satu solusi yang banyak dipilih warga RI untuk bisa meningkatkan taraf hidup dan keluar dari garis kemiskinan. Minimnya upah dan ketersediaan lapangan kerja dalam negeri mendorong sebagian besar masyarakat untuk mencari peruntungan di luar negeri. Gaji yang tinggi membuat mayoritas publik berani untuk mencari rezeki di negeri orang dan meninggalkan keluarganya di tanah air.
Meski demikian, pekerja migran bukan hanya pahlawan bagi keluarga yang ditinggalkan, melainkan juga bagi negara secara keseluruhan. Menurut Bank Indonesia, jumlah remitansi dari pekerja migran mencapai Rp263,8 triliun pada 2024, menjadikannya penyumbang devisa negara terbesar kedua setelah sektor minyak dan gas (migas). Terbaru sampai pertengahan 2025, remitansinya tercatat tembus Rp136 triliun.
“Untuk tahun 2025 sudah tercatat 233 ribu pekerja migran ditempatkan 2025. Itu remitansinya kurang lebih Rp136 triliun,” ujar Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin dalam acara Edukasi Keuangan Bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Puri Ardhya Garini, Jakarta Timur, mengutip detik (10/11/2025).
Besarnya remitansi yang dihasilkan juga berasal dari tingginya angka keberangkatan PMI. Berikut jumlahnya selama lima tahun terakhir.
Angka Keberangkatan PMI Kian Meningkat
Menurut data dari Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), tampak bahwa jumlah keberangkatan PMI pada tahun 2020 mencapai 112,93 ribu orang. Setelahnya pada 2021, angkanya turun drastis sebanyak 35,9% menjadi 72,39 ribu pekerja.
Penurunan ini terjadi karena wabah virus Corona yang melanda hampir seluruh penjuru dunia sehingga kuota penerbangan antarnegara sangat dibatasi. Barulah pada tahun berikutnya, jumlah PMI naik 177,3% menjadi 200,72 ribu pekerja, menandakan bangkitnya mobilitas PMI setelah pandemi mereda.
Pada tahun-tahun berikutnya, jumlah keberangkatan PMI selalu naik tanpa absen. Pada 2022, jumlahnya mencapai 297,11 ribu dan pada 2024 sebesar 297,43 ribu orang. Meski naik, persentasenya turun jauh dengan capaian masing-masing 48% dan 0,1%.
Persentase PMI Menurut Usia Keberangkatan
Berdasarkan usia keberangkatannya, diketahui bahwa PMI telah berangkat ke luar negeri sejak usia di bawah 20 tahun dengan capaian 7%, mencerminkan antusiasme warga sejak usia belia. Kemudian kelompok usia 20-29 tahun mendominasi proporsi PMI dengan capaian 45,49%. Pada usia ini, performa dan produktivitas pekerja sedang berada di titik optimal sehingga wajar jika persentasenya jauh mengungguli yang lain.
Selanjutnya, masing-masing kelompok usia, mulai dari 30 hingga 60 tahun ke atas, persentasenya turun seiring dengan pertambahan usia pekerja dengan perolehan terendah pada kelompok umur 60 tahun ke atas sebesar 0,43%.
Menurut asalnya, 55,36% PMI berasal dari daerah pedesaan sedangkan 44,64% sisanya berasal dari perkotaan. Walau berbeda tipis, temuan ini tetap menunjukkan bahwa peluang pekerjaan masih sangat terbatas di daerah pedesaan. Di sisi lain, tingginya persaingan kerja di perkotaan juga mendorong sebagian masyarakat untuk mencari peluang kerja di luar negeri.
Baca Juga: Malaysia Jadi Negara Paling Diminati Pekerja Migran Indonesia 2024
Sumber:
https://www.bps.go.id/id/publication/2025/11/28/f6b0ea3f03fa6ecc1f388f53/cerita-data-statistik-untuk-indonesia---perjalanan-pekerja-migran-indonesia-meningkatkan-kesejahteraan-keluarga-dan-tantangan-reintegrasi-pasca-migrasi.html
Penulis: NAUFAL ALBARI
Editor: Editor